Like us

Download MYOB Accounting versi 18



MYOB ( Mind Your Own Businnes) Accounting merupakan software komputer pengolah data akuntansi yaitu proses pencatatan data transaksi akuntansi yang dilakukan dengan cara memasukkan data transaksi ke dalam komputer, kemudian komputer akan mengolahnya menjadi laporan. Biasanya myob accounting di gunakan dalam beberapa perusahaaan seperti perusahaan jasa, dagang dan lain-lain.

Bagi yang ingin mencoba aplikasi MYOB Accounting versi 18, silahkan download di link berikut :

Download MYOB Accounting v18


DICKY GUNAWAN
15102054
UNIVERSITAS TRILOGI

Tutorial All-day Make Up Untuk Kuliah



Haaii ladies n gentlement…. Gimana nih rasanya masuk kuliah? Feelingnya pasti beda dong dengan suasana di sekolah. Dari yang tadinya tiap hari pakai seragam di sekolah, sekarang bisa bebas pakai pakaian yang disuka. Yang tadinya di sekolah gaya rambutnya harus begini-begitu, sekarang bisa di-style gaya rambut favorit kita. Terus yang tadinya muka kita harus polos di sekolah, sekarang kita bisa memakai kosmetik supaya wajah kita lebih indah dipandang. Dan lain-lain pokoknya suasana nya beda deh (^_^)

Ngomong-ngomong soal kosmetik (atau yang suka disebut make-up) kali ini saya akan kasih tutorial make-up sehari-hari yang pastinya simple dan ngga butuh waktu lama, apalagi buat kalian yang terburu-buru berangkat kuliah biar ngga telat hehehe. Karena simple, tutorial make-up sehari-hari ini juga bisa dipakai buat laki-laki lho. Semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, pasti pengen wajahnya rapi, bersih, bekas-bekas jerawat ngga keliatan, muka berminyak hilang, dan lain-lain. Nah tutorial make-up ini bisa buat siapa saja yang pengen wajahnya ngga ada minus-minus nya, yang ada plus-plus hehehe.

Tanpa basa-basi lagi (karna saya emang ngga jago basa-basi hehe) yuk kita mulai tutorial nya step by step. Buat yang belum pernah make-up an, terutama laki-laki, tenang aja ini simple kok. Cuma siapin peralatan make-up nya, ikutin step nya, dan selesai (^_^)

Peralatan make-up yang dibutuhkan :

    1.      Pelembab (atau bisa pakai Primer buat yang punya)
    2.      Foundation cair (warna foundation nya sesuai warna kulit wajah kita ya)
    3.      Concealer (warna concealer nya bisa satu tingkat lebih terang dari warna kulit wajah kita)
    4.      Bedak tabur atau padat (sebaiknya pilih bedak yang ‘transparan’ atau tidak berwarna)
    5.      Kuas bedak atau spons
    6.      Penjepit bulu mata*
    7.      Eye liner*
    8.      Pensil alis*
    9.      Lip stick padat atau cair* (atau yang ngga mau pake lipstick bisa pakai lip gloss)

*buat laki-laki boleh pakai boleh ngga ya, tergantung selera hehehe

Oke sekarang kita mulai langkah-langkahnya….



    1.      Pertama, bersihkan wajah kita terlebih dahulu menggunakan sabun muka. Lalu keringkan dengan handuk.


    2.      Usapkan pelembab atau primer keseluruh wajah. Pelembab penting agar kulit wajah kita terlindung dari sinar matahari, terutama kalau kita sering berada diluar ruangan dan cuaca sedang panas.
Sedangkan primer berfungsi untuk menutup pori-pori wajah sehingga wajah kita kelihatan lebih halus.


    3.      Tuang foundation cair ke ujung jari, lalu “totol-totol” ke seluruh wajah. Kemudian usapkan hingga foundation menutupi seluruh wajah. Sebaiknya pelan-pelan dalam mengusapkan foundation ke wajah, supaya hasilnya lebih rata.
Foundation ini ibaratnya kayak cat, jadi fungsinya untuk menutupi minus-minus di wajah kita, seperti bekas jerawat, titik-titik hitam, warna kulit ngga rata, dll. Ingat hanya untuk menutupi ya, bukan untuk menghilangkan. Kalo mau menghilangkan itu semua bisa pake obat atau perawatan wajah.


    4.      Kalo minus-minus di wajah masih keliatan, aplikasikan concealer ke area tsb. Cara pakainya sama seperti foundation. Tuang concealer ke ujung jari, lalu totolkan ke area yang minusnya aja, jangan ke semua wajah.
Dan jangan pakai foundation lagi. Karena kalo kebanyakan pakai foundation, wajah kita bakalan “cakey” atau “becek”. Cukup sekali aja pake foundation, kalo masih kurang tinggal pakai concealer.


    5.      Sekarang pakai bedak tabur/padatnya, aplikasikan dengan kuas bedak atau spons ke seluruh wajah sampai merata.
Bedak ini fungsi nya supaya foundation dan concealer yang sudah kita pakai tidak luntur, dan supaya wajah kita tidak terlalu berminyak yang bisa bikin foundation dan concealer nya luntur.

Nah buat laki-laki sampai disini aja (^_^) tapi kalo mau lanjut silahkan hehehe.
Buat para ladies bisa lanjut step berikutnya. Atau kalo mau nyampe sini juga it’s okay.


    6.      Step berikutnya yaitu bulu mata. Supaya bulu mata kita jadi lentik, ambil alat penjempit bulu mata. Lalu jepit bulu mata nya dan tunggu beberapa detik, lalu lepas jepitannya.
Buat yang ngga punya alat penjempit bulu mata bisa skip step ini ya.


    7.      Berikutnya aplikasikan eye liner ke kelopak mata. Dalam membuat garis eye liner pelan-pelan aja, supaya garisnya lurus dan ngga miring sana-sini. Dan gga perlu tebel, cukup garis tipis-tipis supaya terlihat lebih natural.

    8.      Lalu aplikasikan pensil alis ke bagian dalam dan tepi alis. Pertama buat garis tepi sesuai bentuk alis kita, lalu isi bagian dalam alis kita, caranya sama seperti kita mewarnai dengan pensil warna. Jangan tebel-tebel, karena nanti ngga natural dan kalo ketebelan wajah kita jadi terkesan galak & serem hehehe




    9.      Dan yang terakhir, aplikasikan lipstick padat atau cair ke bibir kita. Warna sesuai selera ya, yang penting warnanya jangan terlalu gelap. Atau buat yang ngga suka pakai lipstick bisa diganti dengan lip gloss.

Supaya lebih detail step-step nya bisa dilihat di video ini :



Gimana? Simple kan? Dengan make-up yang simple dan natural akhirnya kita bisa ke kampus dengan penuh percaya diri. Apalagi kalo mau ada presentasi atau ketemu banyak temen, pastinya wajah kita harus enak diliat dong hehehe.

Sekian yang bisa saya sampaikan. Kalo masih belum bisa, sering-sering latihan aja. Lama-lama pasti bisa kok. Siapin juga budget buat beli peralatannya. Soalnya peralatan make-up yang bagus harganya pasti melejit. Kita sebagai mahasiswa yang kantongnya ngga tebel-tebel amat harus bisa dapetin peralatan make-up yang ngga terlalu mahal tapi tetep berkualitas.

Oke selamat berkreasi (^_^)

DICKY GUNAWAN
15102054
UNIVERSITAS TRILOGI

TENTANG PENULIS

==== W E L C O M E ==== 

Hai, nama saya Dicky Gunawan... Lahir di Bogor, 28 Juli 1997 (Ber-zodiak LEO... hehehe...)
Saya memeluk agama Islam (Alhamdulillah) dan tinggal di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sekarang sedang berkuliah di Universitas Trilogi (d/h STEKPI) di daerah Kalibata, Jakarta Selatan, jurusan Akuntansi dengan NIM 15102054. Saya mengambil jurusan Akuntansi, karena menurut saya jurusan ini jurusan yang paling keren diantara semua jurusan di universitas.

Hobi saya mendengarkan musik, makan (dan gak gemuk-gemuk), ngutak-ngatik aplikasi laptop, dan main game offline maupun online... yang paling sering sih game offline, lebih tepatnya lagi game semacam The Sims.
Saya juga suka mempelajari sesuatu yang menurut saya menarik, sampai ke akar-akarnya. Jadi maklum temen-temen saya bilang rajin belajar, tapi cuma belajar yang saya sukai aja, hehehe...

Cita-cita saya adalah menjadi seorang Akuntan Profesional dan impian saya, hmm banyak :D
-Membahagiakan orang tua
-Memliki sahabat... gak perlu banyak, yang penting selalu bersama dalam suka & duka...
-Memiliki pasangan yang selalu diidam-idamkan kebanyakan orang (setia, bisa mengisi kekurangan satu sama lain, bisa bikin kita bahagia, dsb dsb)
-Kuliah di luar negeri...
-dll

Yap sekian dan terima kasih... Silahkan berkeliling ^_^

Kesalahan Persepsi Mengenai HIV Dalam LGBT




Beberapa kelompok menyatakan bahwa LGBT adalah kelompok yang menjadi penular HIV di Indonesia. Bahkan kelompok-kelompok tersebut mencoba melegalkan argumen mereka dihadapan hukum melalui proses Judicial Review Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang dilakukan oleh Aliansi Cinta Keluarga (AILA). AILA menyatakan bahwa homoseksual menjadi kelompok yang paling menularkan HIV.
Masih banyak sekali persepsi di masyarakat yang keliru mengenai orientasi seksual dengan perilaku seksual. Banyak orang yang menyamaratakan orientasi dengan perilaku, yang padahal keduanya adalah hal yang benar-benar berbeda. Orientasi seksual adalah ketertarikan secara emosional dan/atau seksual dengan orang lain,baik sesama jenis, ataupun lawan jenis, atau dengan manusia dengan jenis lainnya. Sementara perilaku seksual adalah tindakan yang melibatkan organ seksual yang didasarkan oleh keinginan.
Yang perlu diperhatikan adalah, orientasi seksual hanya sekedar ketertarikan, sementara perilaku seksual adalah tindakan.Orientasi seksual bisa dalam bentuk homoseksual (ketertarikan sesama jenis), homoseksual (ketertarikan lawan jenis), biseksual (ketertarikan dengan sesama dan lawan jenis), dan panseksual (ketertarikan bukan didasarkan pada gender tertentu) atau bahkan aseksual sekalipun.
Sementara itu, perilaku seksual bisa berupa perilaku yang melibatkan tindakan seksual antara dua atau lebih individu. Misalnya perilaku seksual yang melibatkan laki-laki dan perempuan. Kemudian ada juga perilaku seksual yang melibatkan sesama laki-laki atau perempuan. Namun perilaku ini tidak melulu dilatar belakangi oleh orientasi. Misalnya kondisi di dalam penjara, banyak kasus lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) yang tidak melibatkan ketertarikan sama sekali. Dan perilaku seksual lah yang menyebabkan penularan HIV. Apalagi jika perilaku seksual yang beresiko dengan tidak menggunakan kondom.
Oleh karena itu, bukan hanya perilaku seksual para homoseksual yang bisa menyebarkan HIV. Namun perilaku seksual para heteroseksual juga bisa menularkan HIV. Bahkan menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan tahun 2014 lalu menunjukkan bahwa infeksi tertinggi terjadi pada perilaku heteroseksual dibanding perilaku homoseksual. Bahkan, 57% infeksi HIV terjadi di ibu rumah tangga.
Infeksi yang tinggi di kalangan ibu rumah tangga ini terjadi karena suami mereka menjadi kelompok pelanggan pekerja seks. Ketika suami melakukan hubungan seks tidak aman dengan pekerja seks atau orang lain, maka kecenderungannya akan menularkan kepada istrinya.Penularan HIV bukan hanya terjadi karena perilaku seks yang beresiko. Selain itu juga bisa disebabkan karena penggunaan jarum suntik yang bergantian dan penularan dari ibu ke bayi.
Bahkan faktanya, 41% atau hampir setengahnya dari pengguna jarum suntik terinfeksi HIV. Dan pengguna jarum suntik sendiri bukan hanya dari kalangan LGBT, namun banyak juga dari kalangan heteroseksual.Ini artinya LGBT tidak bisa dikatakan menjadi penyebab penularan HIV di Indonesia. Pun jika ditelisik, kelompok lesbian sangat rendah risiko terinfeksi HIV dibanding dengan kelompok lainnya.

Sumber: Brondongmanis

Perlawanan Stigma Sosial Terhadap LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender)

PERLAWANAN STIGMA SOSIAL TERHADAP LESBIAN GAY BISEKSUAL DAN TRANSGENDER
THE OPPOSITION OF SOCIAL STIGMA IN LESBIAN GAY BISEXUAL AND TRANSGENDER
DICKY GUNAWAN
15102054
E-mail: dickygunawan205@gmail.com/no. handphone: 0895-3424-93757
UNIVERSITAS TRILOGI



A.     Pendahuluan.
Setiap hari kita mendengar kata stigma. Sebenarnya apakah stigma sosial itu? Stigma sosial adalah pandangan, prasangka, penilaian yang cenderung negatif yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok dikarenakan ada sesuatu hal yang berbeda dari biasanya dalam diri mereka. Mereka yang merasa distigma akan merasa terbuang dan secara tidak langsung dicap sebagai “pendosa.” Stigma sendiri muncul karena adanya norma-norma agama yang menjadi tolak ukur, apakah seseorang itu pantas mendapat stigma atau tidak. Karena untuk takaran stigma sendiri, seseorang itu “harus” berdosa atau tidak. Jika dinilai berdosa, maka stigma layak untuk disandangkan.
Selain itu, masalah moralitas juga menjadi bagian dari munculnya stigma. Tatkala ada orang-orang yang masih yakin bahwa yang paling bermoral adalah yang paling benar, apa kabarnya orang-orang yang nasibnya tidak beruntung dan keadaan yang menuntutnya untuk melepas atribut moral demi sesuap nasi, demi menghidupi keluarganya, demi mendapatkan pendidikan yang layak, dan demi hal-hal yang lainnya.
Tindakan perilaku menyimpang sesungguhnya tidak ada. Setiap tindakan sebenarnya bersifat netral dan relative. Artinya, makna tindakan itu relatif tergantung pada sudut pandang orang yang menilainya. Sebuah tindakan disebut perilaku menyimpang karena orang lain/masyarakat memaknai dan menamainya sebagai perilaku menyimpang. Jika orang/masyarakat tidak menyebut sebuah tindakan sebagai perilaku menyimpang, maka perilaku menyimpang itu tidak ada. Penyebutan sebuah tindakan parilaku menyimpang sangat bergantung pada proses deteksi, definisi, dan tanggapan  seseorang terhadap sebuah tindakan.
Perilaku menyimpang terjadi karena adanya stigma. Adanya stigma akan membuat seseorang atau sebuah kelompok negatif dan diabaikan, sehingga mereka disisihkan secara sosial. Ada kalanya masyarakat secara formal melakukan stigmatisasi melalui tata cara penghinaan. Stigmatisasi ini menjadi orang sakit secara mental (mental illness). Akibat selanjutnya, mereka terus menerus melakukan perilaku menyimpang.
Banyak sekali masyarakat beranggapan bahwa Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) adalah kaum yang menyimpang, kaum berdosa, dan bahkan ada negara yang melarang adanya LGBT. Sebenarnya apa itu LGBT ? LGBT adalah akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Lesbian adalah seseorang perempuan yang tertarik dengan perempuan lain; Gay adalah seorang pria yang tertarik dengan pria lain atau sering dipakai untuk menggambarkan homoseksual; Biseksual adalah orang tertarik baik kepada pria dan wanita; dan Transgender adalah orang yang identitas gendernya bukan laki-laki dan perempuan atau berbeda dengan yang biasa ditulis dokter di sertifikat. Istilah tersebut digunakan untuk menggantikan frasa komunitas gay karena istilah tersebut sudah mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
Mengapa LGBT tidak dapat diterima dalam lingkup masyarakat Indonesia? karena menurut mereka, perilaku LGBT tidak diperbolehkan, dan adanya prasangka bahwa suatu hari nanti LGBT akan membuat anak Indonesia menjadi seperti para LGBT, dan banyaknya asumsi dari masyarakat bahwa LGBT itu buruk, manusia diciptakan berpasang-pasangan oleh Tuhan, sudah seharusnya kita sebagai manusia mengikuti aturan tersebut dan tidak bertindak melawan kodrat; dan bencana alam semakin hari semakin banyak terjadi dan merupakan tanda-tanda berakhirnya zaman, seiring dengan semakin banyaknya orang yang menyatakan dirinya bagian dari LGBT, serta pendapat-pendapat lainnya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa pihak-pihak yang tergolong LGBT sebenarnya bukanlah pelaku penyimpangan, mereka hanyalah manusia biasa yang berhak hidup dengan damai dan tenteram di negaranya sendiri. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati, memiliki perasaan, serta pikiran yang sama dengan para non LGBT.. Namun perbedaannya hanya terletak pada orang yang mereka sukai. Untuk itu, menerapkan stigma terhadap LGBT adalah sangat tidak bijaksana karena ada begitu banyak sekali alasan mengapa mereka memiliki orientasi yang berbeda dari kebanyakan orang.
Banyak penelitian yang menyanggah bahwa LGBT, atau lebih spesifiknya homoseksual, adalah abnormal. Dua diantaranya adalah pertama, teori Spectrum oleh McKinsey. McKinsey menjelaskan bahwa spectrum orientasi seksual ada 6 skala. Skala 0 menandakan seseorang dengan orientasi ekstrim heteroseksual dan skala 6 untuk ekstrim homoseksual. Namun tidak ada orang yang ekstrim homoseksual atau ekstrim heteroseksual, karena pada dasarnya manusia memiliki sedikit kecenderungan untuk tertarik pada lawan atau sesama jenisnya.
Yang kedua yaitu Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III). Dalam PPDGJ III, Kementerian Kesehatan RI telah menghapuskan homoseksualitas sebagai gangguan jiwa,  karena homoseksual tidak menunjukkan gejala apapun terkait dengan gangguan psikologis maupun mental. Lalu juga dalam kitab para psikolog dunia yaitu Diagnostic Statistics Manual ke-5 (DSM V) telah mencabutkan homoseksualitas sebagai penyakit.
B.     Pembahasan.
Setelah negeri paman Sam, atau Amerika Serikat, melegalkan pernikahan sesama jenis, warga Indonesia berduyun-duyun membahas homoseksualitas. Mulai dari warung kopi sampai level akademisi. Stigma-stigma pun turut berdatangan disela-sela percakapan mereka. Diantaranya adalah pernyataan bahwa lesbian, gay, biseksual, dan transgender merupakan penyimpangan seksual. Menurut para ahli psikologi dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gannguan Jiwa III atau disingkat PPDGJ III, pada poin F66 “Gangguan Psikologis dan Perilaku yang Berhubungan dengan Perkembangan dan Orientasi Seksual”, dibawahnya jelas tertulis orientasi seksual sendiri jangan dianggap sebagai suatu gangguan. Artinya dalam PPDGJ III itu sendiri mengatakan bahwa Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender bukanlah suatu penyimpangan atau gangguan seksual.
Pernyataan lain adalah perilaku LGBT dapat menular kepada orang lain. LGBT bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri sehingga dapat menular. LGBT merupakan persoalan preferensi seksual. Jika seseorang percaya bahwa dia bukanlah LGBT, maka dia tidak akan menjadi LGBT hanya dengan bergaul dengan mereka. Pernyataan berikutnya mengungkapkan bahwa para LGBT hanya mementingkan seks, atau persetubuhan. Semua orang pasti mementingkan seks, karena seks adalah kebutuhan alami yang dimiliki setiap manusia. Hanya saja, ada sebagian dari mereka yang akan melampiaskan kebutuhan seks nya hanya pada orang yang benar-benar dicintainya atau dengan kata lain pasangan sejatinya. Dan juga ada yang melampiaskannya dengan cara melakukan pemaksaan kepada orang lain, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, dan sebagainya. Sama seperti LGBT, mereka ada yang melampiaskan kebutuhan seks nya dengan cara yang baik dan ada yang buruk. Para LGBT juga tidak selalu memikirkan hal-hal yang berbau seks. Banyak dari mereka yang lebih mementingkan hal-hal lain, seperti prestasi, pekerjaan, persahabatan, membanggakan orang tua, bakti sosial, dan hal-hal positif lainnya.
Pernyatan-pernyataan diatas itulah yang membuat para LGBT semakin jelek dimata orang-orang lain atau masyarakat sekitar. Jika dibiarkan, pernyataan-pernyataan tersebut akan selalu menetap dan semakin menjadi-jadi bahwa LGBT benar-benar buruk. Padahal kenyataannya, LGBT juga sama seperti orang-orang lain, memiliki sisi positif dan negatifnya. Dengan demikian, pentingnya edukasi mengenai bahaya stigma harus diberikan sedini mungkin. Ada beberapa cara bagi kita untuk melawan stigma yang sudah banyak tersebar mengenai LGBT, diantaranya adalah:
1.      Pahami dari sisi psikologi.
Memahami para LGBT dari sisi psikologi merupakan hal yang paling mendasar, karena mereka juga manusia, jadi memahami sesuatu dari aspek paling dasar manusia merupakan langkah awal yang paling tepat untuk mengetahui penyebab seseorang menjadi LGBT.
Memahami dari sisi psikologi juga bisa membantu kita menjelaskan apakah LGBT benar-benar buruk bagi mereka dan diri kita, atau tidak. Sehingga kita bisa lebih merasa nyaman dan tidak semena-mena terhadap para LGBT.
2.      Pahami dari sisi kesehatan
Selain psikologi, memahami para LGBT dari sisi kesehatan juga tidak kalah pentingnya. Memahami disini maksudnya adalah menelaah apakah LGBT berbahaya bagi kesehatan dan fisik kita. Salah satu contoh stigma yang paling kuat dari sisi kesehatan para homoseksual (lesbian dan gay) adalah mereka merupakan penyebab utama dari penyebaran HIV. Itu salah besar. HIV/AIDS bukanlah penyakit kelompok homoseksual. Siapapun bisa jadi penyebab utama penyebaran HIV, termasuk heteroseksual (laki-laki dengan perempuan). HIV dapat dengan mudah ditularkan melalui “air liur” saat berhubungan seks. Heteroseksual maupun homoseksual pasti melakukan ini saat berhubungan badan. HIV juga dapat ditularkan melalui lingkungan sekitar (contohnya besi yang berkarat). Jadi tidak ada alasan khusus mengapa homoseksual merupakan sumber penyakit HIV.
3.      Hargai perbedaan.

Manusia terdiri dari 98% persamaan, dan 2% perbedaan. Kita hanya dibedakan oleh 2% itu. Namun, karena 2% perbedaan itulah yang bisa menyebabkan kita terpecah belah.
Menghargai perbedaan adalah cara yang paling dibutuhkan ketika kita ingin menjadi manusia yang lebih toleran. Cara termudah adalah dengan memahami bahwa kita harus memahami sudut pandang yang berbeda-beda dari setiap orang. Pasti berbeda pemikiran seorang Gay, dan pemikiran seorang transgender misalnya. Atau Gay dari agama islam dengan Gay dari agama protestan misalnya, pasti memiliki perbedaan cara pandang.

4.      Perbanyak pikiran-pikiran positif.

Ibarat setitik hitam di kertas putih, kebanyakan orang pasti hanya melihat titik hitam itu, padahal warna putihnya jauh lebih banyak. Demikian pula dengan para LGBT. Dari beberapa hal buruk yang mereka lakukan, kita harus membuka mata hati kita, mengakui bahwa mereka juga banyak melakukan hal-hal yang positif, bahkan jauh lebih banyak dari keburukannya. Karena pada kenyataannya memang seperti itu. Anggapan bahwa para LGBT hanya sedikit memiliki hal positif atau tidak samasekali, benar-benar salah. Para LGBT juga banyak yang mengabdikan diri mereka pada masyarakat, suka membantu sesama, membangun rumah tangga yang baik bersama pasangan sejenis mereka, mencetak prestasi yang gemilang, dan lain-lain.  

C.     Simpulan
Menghindari stigma, khususnya yang paling banyak terjadi pada para LGBT, tidak terlalu sulit untuk diaplikasikan kedalam hidup kita, asalkan kita memiliki niat dan bersungguh-sungguh. Kehati-hatian dalam menilai hidup atau kepribadian seseorang merupakan aspek krusial yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Karena ketika seseorang berbuat sesuatu, pasti ada alasan dibelakangnya. Alasan itulah yang benar-benar harus kita pahami sehingga kita dapat memaklumi maupun membantunya untuk tidak melakukan hal yang demikian.